7 Ramadhan 1437 H
Malam itu
aku tarawih, di sebelah seorang remaja yang grak gruk grak gruk sepanjang solat
karena pilek. Dua orang remaja, bersebelahan yang datang terlambat saat solat
Isya dan pulang terlebih dahulu sebelum witir. Aku ingat dulu mungkin ketika
seusia dia, aku pernah menghasilkan suara grak gruk serupa yang membuat siapa
pun di sebelahku terganggu. Aku terlalu mudah terserang pilek sampai setiap
Ramadhan rasanya aku punya malam solat tarawih yang membuatku ber-grak gruk sambil
menahan lelehan ingus jatuh ke mukenaku. Aku tidak bilang setelah beranjak ke
usia dewasa awal daya tahan tubuhku semakin bagus, tapi beberapa Ramadhan
terakhir, mukenaku aman dari kekhawatira ingus yang meleleh.
Mengingat
rupanya dapat datang dari hal-hal kecil bahkan gangguang kecil seperti bunyi
grak gruk itu. Kata imam solat tarawih malam ini dalam kultumnya, penting bagi
sesama manusia untuk saling mengingatkan. Karena sifat alamiah manusia yang cenderung
mudah melupakan sesuatu, atau karena sifat manusia yang hobi melupa-lupakan
sesuatu yang padahal sangat ia ingat. Mengingat bagiku, selain berasal dari
lisan orang lain, juga datang dari stimulus-stimulus ringan seperti yang tadi
kusebut, gangguan kecil. Kadang orang-orang terlalu sibuk dengan beberapa hal
dalam satu waktu, tidak fokus dan kehilangan makna dari setiap detiknya. Keberadaan
tubuhnya di sini tidak membuatnya benar-benar di sini. Sehingga yang muncul
adalah hal-hal entah itu masa lalu atau masa depan. Sampai mereka lupa kembali
ke masa sekarang untuk mulai melakukan sesuatu untuk saat ini saja. Kekhawatiran
datang dari masa lalu dan masa depan, sehingga waktu yang mereka punya hari ini, hilang begitu saja dalam kekhawatiran.
Padahal mengingat hanyalah sesederhana
fokus pada detik di mana kau berada. Fokus di waktu dan tempat ini dan fokus
memberi makna pada saat ini. Karena sebenarnya kekhawatiran hanya membuat kita
kehilangan pijakan pada masa sekarang.
Tolong enyah dari muka bumi ini,
wahai orang-orang manja yang butuh orang lain untuk diingatkan tentang urusan
pribadinya sendiri. Atau orang-orang manja yang harus diberi stimulus eksternal
untuk memberi makna pada kehidupan dirinya sendiri. Tolong enyahkan
harapan-harapan ala pengemis itu dan berhenti membebani orang lain. Ingatkan dirimu
sendiri. Jangan pura-pura lupa atau melupa-lupakan. Makna tidak akan datang
dari ingatan yang datang dari orang lain. Mungkin bisa saja memicu diri kita, tapi
ingatan manakah yang membuat perubahan dan tindakan? Ingatan dari diri kita
sendiri. Ingatan yang bisa membawa pada pemaknaan masa sekarang dan konsistensi
tindakan untuk menciptakan perubahan positif.
Dunia punya terlalu banyak manusia
untuk ditampung, terlalu banyak hutan gundul dengan foto-foto bumi menangis di
internet, tapi yang membuat ingat dan memunculkan ingatan tentang betapa jahatnya
manusia dan apa yang bisa dikontribusikan, adalah diri sendiri. Bukan foto-foto
dari mbah Google, atau orang lain yang kita mintai jadi pengingat, tapi dari
keputusan diri kita sendiri untuk memilih mengingat atau tidak. Untuk memilih
mana yang perlu diingat dan mana yang tidak. Untuk memilih ingatan mana yang
bermanfaat untuk memaknai masa sekarang dan mana yang hanya membawa kerugian. Sesungguhnya
selupa-lupanya manusia adalah yang lupa untuk mengingat. Karena yang Maha
Pengingat memang hanya Sang Maha Kuasa.
0 comments:
Post a Comment