October 28, 2015

Ini Sumpah Pemuda, Pak Jung


Ini hari sumpah pemuda katanya. Ya tapi aku percaya saja. Percaya bahwa ya sumpah itu pernah diikrarkan, penuh semangat, menggebu-gebu, dan mewabah seperti cikunguya. Aku senang saja negara ini dari segi ketidaksadaran kolektif, punya semangat seperti kembang api yang meletup-letup. Carl Jung bilang, ketidaksadaran kolektif itu adalah hasil kreativitas dari nenek moyangmu, yang rupanya mereka turunkan padamu dan juga pada beribu-ribu orang lainnya yang lahir di sekitarmu. Lagi-lagi aku memutuskan untuk percaya. Kali ini pada apa kata Jung. 

Aku percaya saja pada sumpah pemuda, seperti aku percaya saja saat ibu bilang aku lahir di bumi yang luhur ini (padahal bisa saja ibu bilang aku anak pungut dari Kerajaan Alengka dan aku percaya). Aku ingin percaya bahwa semangat sumpah pemuda itu adalah semacam partikel seperti debu yang terbawa angin, lalu singgah dari waktu ke waktu, hingga saat ini giliran aku merasakan dihinggapi si debu. Aku ingin percaya pada kata Jung bahwa semangat itu mengendap secara tidak sadar sejak aku dilahirkan dan aku tak berdaya terhadap apa pun. Dan sekali lagi, aku memutuskan untuk percaya.