June 12, 2016

Because It Contains Happiness



4 Ramadhan 1437 H

Hingga hari keempat puasa ini, aku selalu menghabiskan waktu buka puasa bersama teman-teman. Kebersamaan bersama orang-orang yang tadinya asing, kebersamaanya yang tidak pernah kusadari bisa semembahagiakan ini. Aku tidak pernah tahu bahwa sekedar perbincangan sederhana selepas berbuka, lalu tertawa seperti orang gila, akan membuat entah apa pun itu yang berdegup di dalam diriku, melompat lebih tinggi seperti overdosis pil kebahagiaan. 

Malam itu, kami menghabiskan waktu buka puasa bersama dan pergi ke Citra Land yang awalnya katanya cuman mau beli es krim, tapi akhirnya kami keterusan sampai sahur bersama ala emak-emak yang memakani anak-anaknya. Kutemukan diriku ada di lingkaran orang-orang yang kutubnya berlainan sehingga sulit untuk tidak mendekat. Rasanya ganjal, aku dulu terlalu jauh dari perasaan-perasaan semacam ini. Mengapa harus menghabiskan waktu bersama-sama? Bukankah menyendiri juga tak kalah menyenangkan? Entahlah mungkin karena ini adalah semacam tali tak kasat mata bernama pertemanan. Tali yang memberi kebahagiaan sehingga membuat candu. Padahal kami hanya sekumpulan anak perempuan beranjak dewasa yang sama-sama menggosip tentang laki-laki idaman untuk dijadikan pendamping hidup, atau sekedar lipstik yang bagus untuk menggoda mereka. Lalu kenapa begitu menyenangkan?

Aku betanya-tanya, apakah aku satu-satunya orang di dunia ini yang bermimpi tinggal di dunia yang berpenduduk satu orang yaitu diriku sendiri? Tidak perlu mengenal orang lain, tidak perlu merasa butuh kehadiran orang lain, tidak perlu khawatir akan disakiti karena orang lain, hidup hanya dengan kebutuhan untuk pemenuhan kepuasan diri, alih-alih melibatkan milik orang lain juga. 

Sepertinya pertemanan bukan tentang memilih si A, B atau C. Tapi tentang ketidaksengajaan yang membuat beberapa orang terperangkap dalam satu situasi, satu kelompok, satu perbedaan yang membuat sama. Situasi yang membuat bersama, lalu memutuskan untuk secara tidak langsung mendeklarasikan diri sebagai teman. Deklarasi yang terjadi tanpa perlu kata dan ucapan apa pun. Deklarasi yang ketidaksadaran kejadiannya sudah disadari bersama, sehingga tidak ada yang mau mengaku karena sudah sama-sama tahu. Mungkin itulah sebabnya Tuhan menciptakan pertemanan. Because it contains happiness.
Share:

0 comments:

Post a Comment