July 23, 2014

Ramalan Kopi Turki dan Nasi Goreng



Minggu, 13 Juli 201414 Ramadhan 1435 H

Kopi super pahit dari Turki. Makanya dikasih permen buat ngilangin pahit
Langit bersinar dengan siraman cahaya matahari yang disertai kicauan burung dan 3 manusia (aku, Ken, dan Coskuu) yang numpang tidur di rumah seorang gadis Rusia bernama Katya, sudah bangkit dari tempat tidur masing-masing, merangsak ke dapur untuk sebuah ritual ajaib. Di hadapan kami, sudah ada secangkir kecil kopi Turki dengan beberapa bulir busa di permukaannya. Walopun sebenernya si kopi pahitnya kayak jamu temulawak yang ditaburin obat puyer paracetamol, bagian menariknya adalah pas si kopi udah habis, dan menyisakan sisa kopi dengan bentuk abstrak di dasar cangkir. Si gadis pembuat kopi, Coskuu, duduk tegak dengan tampang songongnya dan menggenggam sebiji cangkir yang kopinya udah habis diminum. 

July 19, 2014

Host Family, Yeaay!



Sabtu, 12 Juli 201414 Ramadhan 1435 H


Lapangan olahraga dari lantai 8
Dapur di asramanya Fadis
Matahari bersinar dengan cerahnya, angin sepoi bikin hijabku berkibar-kibar (tinggal dikasihin tiang aja udah jadi bendera), kakiku sudah mulai lepas dari tempatnya bertengger, dan punggungku sudah jadi selemas agar-agar. Pas aku liat ranjang dengan guling super empuk di kamar Fadis, jendela yang sedikit kebuka dengan pemandangan lapangan basket dari lantai 8, dan nyanyian burung-burung di tengah senyapnya asrama itu, satu-satunya hal yang pingin aku lakukan (tapi mustahil) adalah teriak, “Wohoooo!! Akhirnyaaa beneran nyampe Rusiaaaa!!!” Tapi, karena tuh cowok kayaknya nggak bisa berekspresi selain -___- jadi aku nggak mau mengganggu ketenangan hidupnya dengan teriakan sarap semacam itu. Walaupun mulutnya agak susah mangap, tapi dia sebenernya baik, he lent me his bathroom, bed, kitchen, and balcony. But why didn’t you lend me your smile, dude? Why.. oh why??

Welcome in Rostov!



Sabtu, 12 Juli 2014—14 Ramadhan 1435 H


Setelah perjalanan 20 jam dari tanah air dan sempet sahur di pesawat pake Kit Kat yang katanya nolong saat mulai lapar, akhirnya aku sampai di kota tujuan, Rostov. Di bandara Rostov, ada cowok bawa kertas dengan tulisan AIESEC. Mataku berbinar-binar dan senyum sumringah terpancar dengan cerahnya dari wajahku yang udah nggak ada bentuknya itu. Okay, I was expecting that he would be saying like, "Hi, Kalista. How do you do? How was your trip? Let me help you bringing your bag." Tapi setelah momen senyum-senyuman kemudian, yang terjadi adalah...... krik....krik....krik...... *jangkriknumpanglewat*.  

July 18, 2014

First Abroad Flight: English Please!

Jumat, 11 Juli 2014—13 Ramadhan 1435 H
Akhirnya, setelah perjalanan teler selama 6 jam, sampailah aku di Bandara Domodedovo, Moscow. Udah jam 7 malem, tapi langit Moscow masih terang benderang dan hati harus tetap tegar untuk nungguin waktu buka puasa jam 10 malam nanti. Suguhan bandara kelas internasional yang menurutku megah pake banget di Bandara Hamad, bikin aku ngarepin a fabulous thing from Domodedovo. Tapi kenyataannya, aku mendeklarasikan kalo Soekarno-Hatta is much better than Domodedovo.
Turun dari pesawat, aku ngantri di bagian imigrasi untuk dapet imigration card. Kira-kira ada 7 loket mirip loket penjualan tiket di 21 (nggak deng, loket 21 lebih bagus), 2 dari 7 loket itu, ada tulisannya "foreign passengers". Di loket itu aku ngurus imigrasi dan otakku mulai konslet ketika si om om loket berkicau dalam Bahasa Rusia.

First Abroad Flight: Dikira TKI

Jumat, 11 Juli 2014—13 Ramadhan 1435 H
Perasaan gayaku udah gaya yang paling gaul, udah kayak artis K-Pop yang pake airport fashion kalo ke luar negeri. Tapi pas aku tau ternyata yang juga mau transit penerbangan di Qatar, Doha adalah para TKI, tampang imut ku pun berubah jadi tampang-tampang TKI yang digebukin majikannya.

Bapak bandara : "Lho, mbak mau ke mana? (ngeliat visa-ku)"
Aku              : "Rusia, Pak."
Bapak bandara : "Ooo bukan TKI? (sambil ngelirik rombongan TKI di belakangku)"
Aku              : "Bukan, Pak. (anjir lu! kurang asem!)"

July 17, 2014

Persiapan ke Rusia

Jumat, 11 Juli 2014—13 Ramadhan 1435 H

Mata masih bulukan, nafas masih semerbak ketika ada kekuatan gaib berbentuk bunyi alarm membangunkan tubuh letoy ini. Pukul 12 tengah malam. Rasanya pingin nampar dan nyubitin diri sendiri gegara nggak habis pikir hari ini akhirnya tiba juga. Aku bakal terbang ke negara tempat brojolnya bocah kecil nyebelin bernama Masha. Yap, Rusia. Thanks to AIESEC. Jasa-jasamu akan selalu kukenang. Karenamu, bocah bau kencur ini akhirnya bisa bermimpi bahwa mimpinya untuk ke luar negeri akan segera terwujud.