10 Ramadhan 1435 H
Tubuhku masih
begitu muda namun begitu ringkih. Aku bahkan tidak menghabiskan lima putaran di
stadion dengan berlari, tapi dengan 3 putaran lari dan 2 putaran jalan. Aku harus
olahraga lebih teratur dan makan makanan sehat setiap hari. Dua hal yang sudah
sejak lama jadi keinginanku namun hanya berakhir sebagai keinginan tanpa pernah
melakukan apa pun mencapainya. Begitu menyedihkan tapi begitu menyenangkan. Dosa-dosa
kecil pada diriku sendiri karena melanggar janji untuk hidup sehat, tapi begitu
membahagiakan dan menyebalkan secara bersamaan.
Lalu kuamati
orang-orang di sekitarku yang lari-lari sampai keringatnya tumpah ruah, untuk
mengetahui apa yang menghambatku untuk menggerakan sendi-sendiku ini barang 30
menit saja dalam 3 hari. Tapi kemudian aku curiga, apakah mereka benar-benar
olahraga rutin atau hanya karena hari ini ada yang mengajak mereka lari-lari
kecil seperti aku yang diajak dia, lalu hanya ikut-ikutan lari. Aku selalu kagum
pada mereka yang mau lari-lari sendiri dengan jaket parasit super panas tanpa
bahan penyerap keringat, bawa minum sendiri dan menghabiskannya sendiri, tapi
masih kuat lari-lari sampai mereka memijit-mijit kaki sendiri. Termasuk jenis orang-orang
yang ingin kutiru tapi susah, karena memang bukan usaha namanya kalau terlalu
mudah.
Kebahagiaan
setelah olahraga adalah kebahagiaan yang tidak didapatkan dari kegiatan lain di
muka bumi. Kebahagiaan karena tidak memanjakan tubuhmu yang malas-malasan,
kebahagiaan karena berhasil memberikan kebutuhan si sendi-sendi yang berkarat
dan otot-otot yang terlampau lembek, atau sekedar kebahagiaan karena
titik-titik keringat bercucuran tiada ampun. Kebahagiaannya bertambah ketika
dilakukan di bulan Ramadhan seperti ini, kegiatan bermanfaat yang tidak hanya
membuat raga bugar tapi jiwa juga segar (setidaknya untuk sesaat), kegiatan
yang seharusnya berpahala berlipat-lipat karena katanya tidur pun berpahala.
Seharusnya
aku punya roda-roda berputarku sendiri seperti punya hamster peliharaan
sehingga tidak perlu ke stadion untuk sekedar menggerakan sendi-sendiku,
sehingga tidak perlu kelihatan orang-orang bahwa aku sedang berlari mati-matian
mencapai 5 putaran tanpa berjalan, sehingga tidak perlu ketemu orang yang
kukenal lalu menjelaskan dengan siapa aku datang (karena saat tahu aku sendiri
mereka akan iba seperti pada pnegemis). Namun aku bukan hamster dan aku tidak
punya roda berputar, jadi sepertinya untuk berlari, aku harus membawa diri ke
tempat terbuka dan membiarkan orang-orang melihatku berlari. Biarkan mereka
melihat si gadis ini menerapkan hidup sehat.
0 comments:
Post a Comment