November 25, 2016

Saya Ingin Kabur, Nyonya

Saya ingin berterimakasih pada Kanjeng Nyonya yang satu ini, karena sudah memberikan kesempatan kepada anak bimbingannya untuk menghadapi apa yang tadinya tidak disukainya. Terimakasih karena tidak membiarkan kami kabur, walaupun sebenarnya kami ingin sekali kabur. Tapi apa daya, akademik fakultas sudah menulis nama Nyonya di kelas kami yang terpampang di website sia universitas. Kami awalnya tidak tau kalau ternyata Nyonya seperti ini, awalnya kami pikir tidak apa-apa. Eh ternyata makin kesini makin kenapa-napa. Lalu kami punya rencana serempak, Nyonya. Kami akan kabur diam-diam. Kami akan cari Nyonya-Nyonya yang lain. Siapa pun itu. Mungkin juga dengan Tuan, yang jelas kami ingin kabur, Nyonya. Kami tidak ingin mempertaruhkan masa depan kami yang berharga bersamamu, Nyonya. Maafkan kami. 

November 24, 2016

Lahir di antara Tulisan

Sama seperti kenapa cowok ini suka dengan cewek yang itu, atau seperti kenapa si X lebih suka makan pakai sambal sedangkan si Z tidak suka sambal sama sekali. Susah bahkan tidak dapat dijelaskan. Terjadi begitu saja tanpa sebab musabab. Ada orang yang terlahir di antara buku-buku, ada yang terlahir di antara nada-nada musik klasik, ada yang terlahir di antara wangi sambal, di antara permainan bulu tangkis, di antara rintik hujan dan lain-lain. Aku adalah bayi yang terlahir di antara buku-buku itu. Aku mencium wangi kertas pertama kali saat berusia 3 tahun dan aku langsung jatuh cinta. Ayah yang mengenalkanku dengan kertas-kertas wangi itu. Setiap minggu ia datang dengan wangi itu, membiarkanku menciumi halamannya dan sedangkan ibu membacakan satu per satu tulisan di halaman yang wangi itu. 

November 22, 2016

Perbincangan Benda Mati

22 November 2016

Hari ini aku bertanya-tanya tentang benda-benda mati. 

Tadi ada kelas Seminar Proposal yang sangat kubenci. Aku baru menyadari bahwa kebencianku itu telah melebihi kebencianku terhadap kelas-kelas yang selama ini pernah kujalani selama 3 tahun kuliah di Psikologi. Aku selalu bersikap netral ke semua mata kuliah, mungkin yang paling menyedihkan adalah saat aku merasa begitu malas masuk kelas dan ingin bolos saja. Walaupun begitu, hati kecilku tetap meminta untuk segera bangkit dari kemalasan dan beranjak ke kampus, melakukan apa yang sudah seharusnya kulakukan. Tapi berbeda dengan mata kuliah yang satu ini. Ini bukan masalah mata kuliahnya. Ini masalah Nyonya Dosen yang membuat kami semua membenci mata kuliah ini.

November 21, 2016

Ketakutan yang dibutuhkan



21 November 2016

Aku ingat ayah pernah menyuruhku rajin belajar sambil menunjuk seorang perempuan yang bekerja di dalam sebuah balok kecil muat untuk hanya satu orang, di sebuah tempat yang pengap, bersama mobil-mobil yang terparkir. Kata ayah jangan malas belajar, kasihan kan mbak-mbak itu setiap hari kerja begini di tempat seperti ini. Memang benar. Lalu aku menjadi takut. Tapi tak lantas membuatku rajin belajar. Itu sekedar menakut-nakuti, hingga setiap saat ketika kulihat mbak-mbak SPG di sebuah department store dengan rok mini dan make up mereka yang seragam, aku takut jadi mereka dan harus berpakaian seperti mereka. Lalu ketika aku melihat seorang mbak-mbak yang jadi pembantu di usianya yang sangat muda, mungkin seumuran aku, aku menjadi takut dan bergidik ketika membayangkan diriku akan menjadi seperti dia jika tidak rajin belajar seperti kata ayah.

Manusia Abad 21


21 November 2016
 
Baru saja merampungkan membaca sebuah novel dalam waktu satu malam. Membaca seperti tidak bisa berhenti, membaca seperti candu sehingga tak bisa menghentikanku untuk membalik halaman demi halaman. Bahkan tidur sebentar hanya untuk bangun lagi dan membaca selembar demi selembar lagi. Hingga akhirnya kutamatkan bacaanku pagi ini. Bacaan yang membuatku bergumam betapa jeniusnya si penulis ini. Okky Madasari.

November 4, 2016

Kenapa Anak Muda?



3 November 2016 #bulanprojek

Hari ini sangat semangat karena pada jam-jam yang seharusnya kugunakan untuk mengerjakan proposal Bab 3, tapi malah kugunakan untuk memikirkan ide untuk stratup bussiness di Gerakan Nasional 1000 Startup. Aku sama sekali tidak punya keahlian yang berkaitan dengan IT, aku berpikir hanya karena yakin rasanya aku bisa kalau hanya diminta untuk mengumpulkan ide yang realistis. Gerakan itu seharusnya jadi tempat bagiku menemukan orang-orang ahli IT. Tapi, anyway.. aku sama sekali tidak memikirkan untuk lolos dalam gerakan tersebut, mengingat keahlian IT-ku yang nol besar dan diriku yang hanya berbekal kemampuan berangan-angan ini, apalah daya. Tapi apa salahnya ikutan mikir? Apa salahnya ikutan ngisi form pendaftaran, daripada cuman ongkang angkir mikirin Bab 3 yang kunjung rampung. Kegiatan isi-isi form yang setidaknya membantuku keluar dari aktivitas jenuh.

November 2, 2016

Si Kepala yang Mengepalai



1 November 2016 #bulanprojek

Hari ini bertemu dengan seorang teman lama yang sudah wisuda, sudah bukan mahasiswa strata satu lagi, sudah resmi jadi beban negara (walaupun selama ini setiap kepala memang selalu jadi beban negara), sudah jadi orang yang sibuk menganggur (kenyataan yang menyedihkan), sudah jadi orang yang kebanyakan habiskan waktu ongkang angking di kamar untuk sebar-sebar curriculum vitae ke berbagai perusahaan. Kami bicara soal keinginan dia menjadi volunteer di daerah terpencil sebagai tenaga profesional, menjadi volunteer yang sebenarnya dibayar juga, mengabdi pada masyarakat yang memang beneran butuh (alih-alih masyarakat kota yang kebanyakan pasokan tenaga profesional), melakukan segala sesuatu bersama warga daerah terpencil selama satu tahun, termasuk menimbang-nimbang segala resiko kulit jadi kusam, jerawatan, susah cari make up untuk perawatan, susah cari pembalut, susah sinyal, dan kemungkinan cinta lokasi dengan tenaga profesional yang lain (dalam kasus ini, dia bermimpi cinlok dengan dokter tampan).