November 25, 2016

Saya Ingin Kabur, Nyonya

Saya ingin berterimakasih pada Kanjeng Nyonya yang satu ini, karena sudah memberikan kesempatan kepada anak bimbingannya untuk menghadapi apa yang tadinya tidak disukainya. Terimakasih karena tidak membiarkan kami kabur, walaupun sebenarnya kami ingin sekali kabur. Tapi apa daya, akademik fakultas sudah menulis nama Nyonya di kelas kami yang terpampang di website sia universitas. Kami awalnya tidak tau kalau ternyata Nyonya seperti ini, awalnya kami pikir tidak apa-apa. Eh ternyata makin kesini makin kenapa-napa. Lalu kami punya rencana serempak, Nyonya. Kami akan kabur diam-diam. Kami akan cari Nyonya-Nyonya yang lain. Siapa pun itu. Mungkin juga dengan Tuan, yang jelas kami ingin kabur, Nyonya. Kami tidak ingin mempertaruhkan masa depan kami yang berharga bersamamu, Nyonya. Maafkan kami. 

Pagi ini mahasiwa bimbinganmu ini bangun kepagian, Nyonya. Saya bangun dengan penyesalan, karena rencana awalnya adalah untuk terjaga sepanjang malam memandangi laptop, tapi apa daya mata tak sampai lima watt tadi malam. Saya terbangun dengan menyadari bahwa saya tidak tidur di kasur, melainkan di karpet, di sebelah saya ada papan putih yang biasa saya coret-coret untuk cari ide, di sebelahnya lagi ada spidol boardmarker. Tiba-tiba saja saya merasa harus menyelesaikan ini semua dengan cepat, Nyonya. Jika saya ingin kabur, saya harus merencanakan pelarian diri ini sesegera mungkin, karena bisa saja tujuan pelarian diri saya sudah penuh orang dan semakin menyusahkan saya untuk cari tujuan yang lain. Saya pun lihat-lihat website fakultas, lihat-lihat nama dosen di setiap bidang, balik melotot pada mereka satu per satu, tapi tidak dengan Nyonya. Saya tidak berani melotot ke Nyonya. Ampuni saya. 

Saya berguling-guling setelah berhasil menulis daftar nama dosen yang melotot itu. Ada beberapa nama, tapi maaf tidak ada nama Nyonya. Sengaja tidak saya tulis, karena saya tau akan segera mencoret atau menghapusnya lagi.  Saya tanya pada teman-teman, pada kakak tingkat tentang dosen yang saya tulis namanya itu. Saya juga bertanya pada pintu kamar yang menghalangi cahaya matahari masuk. Ayam-ayam berkokok, burung-burung berkicau, dan mata tidak lagi mengantuk. Saya tulis rencana pelarian diri saya. Bulan November akan segera berakhir dan saya targetkan dalam enam hari ini, akan saya dapatkan penggantimu, Nyonya. Bulan Desember, cari-cari judul baru dan bab satu. Kalau lancar semoga akan terus berlanjut hingga saya wisuda tahun depan. 

Saya hanya ingin Nyonya bahagia. Saya tau kebahagiaan itu hanya bisa Nyonya dapatkan dengan pelarian saya dengan Nyonya atau Tuan yang lain. Silakan Nyonya menikmati berlibur ke negeri orang, beli-beli jam tangan baru, tas baru, dan sepatu baru. Saya cuman bisa disini-sini saja sambil bayar kos-kosan pakai duit dari orang tua. Tak sanggup beli jam tangan, karena saya sudah punya jam weker yang lebih besar dan lebih terlihat jika saya malas, Nyonya. Terimakasih sudah memberitau kami rencana liburan Nyonya. Saya jadi terinspirasi dan jadi ingin liburan juga. 

Aah.. saya baru ingat masih harus datang ke meja Nyonya untuk UAS. Tenang saja, Nyonya. Saya akan datang. Lalu segera pergi dengan riang gembira.

Sincerely,
Your beloved anak bimbingan.
Share:

1 comment:

  1. So desperately touching of heart voices within....Mba Kalista..Never Give Up Yoo (nguy)

    ReplyDelete