Saya ingin berterimakasih pada Kanjeng Nyonya yang satu ini, karena sudah memberikan kesempatan kepada anak bimbingannya untuk menghadapi apa yang tadinya tidak disukainya. Terimakasih karena tidak membiarkan kami kabur, walaupun sebenarnya kami ingin sekali kabur. Tapi apa daya, akademik fakultas sudah menulis nama Nyonya di kelas kami yang terpampang di website sia universitas. Kami awalnya tidak tau kalau ternyata Nyonya seperti ini, awalnya kami pikir tidak apa-apa. Eh ternyata makin kesini makin kenapa-napa. Lalu kami punya rencana serempak, Nyonya. Kami akan kabur diam-diam. Kami akan cari Nyonya-Nyonya yang lain. Siapa pun itu. Mungkin juga dengan Tuan, yang jelas kami ingin kabur, Nyonya. Kami tidak ingin mempertaruhkan masa depan kami yang berharga bersamamu, Nyonya. Maafkan kami.
November 25, 2016
November 24, 2016
Lahir di antara Tulisan
Sama seperti kenapa cowok ini suka dengan cewek yang itu, atau seperti kenapa si X lebih suka makan pakai sambal sedangkan si Z tidak suka sambal sama sekali. Susah bahkan tidak dapat dijelaskan. Terjadi begitu saja tanpa sebab musabab. Ada orang yang terlahir di antara buku-buku, ada yang terlahir di antara nada-nada musik klasik, ada yang terlahir di antara wangi sambal, di antara permainan bulu tangkis, di antara rintik hujan dan lain-lain. Aku adalah bayi yang terlahir di antara buku-buku itu. Aku mencium wangi kertas pertama kali saat berusia 3 tahun dan aku langsung jatuh cinta. Ayah yang mengenalkanku dengan kertas-kertas wangi itu. Setiap minggu ia datang dengan wangi itu, membiarkanku menciumi halamannya dan sedangkan ibu membacakan satu per satu tulisan di halaman yang wangi itu.
November 22, 2016
Perbincangan Benda Mati
22 November 2016
Hari ini aku bertanya-tanya tentang benda-benda mati.
Tadi ada kelas Seminar Proposal yang sangat kubenci. Aku baru menyadari bahwa kebencianku itu telah melebihi kebencianku terhadap kelas-kelas yang selama ini pernah kujalani selama 3 tahun kuliah di Psikologi. Aku selalu bersikap netral ke semua mata kuliah, mungkin yang paling menyedihkan adalah saat aku merasa begitu malas masuk kelas dan ingin bolos saja. Walaupun begitu, hati kecilku tetap meminta untuk segera bangkit dari kemalasan dan beranjak ke kampus, melakukan apa yang sudah seharusnya kulakukan. Tapi berbeda dengan mata kuliah yang satu ini. Ini bukan masalah mata kuliahnya. Ini masalah Nyonya Dosen yang membuat kami semua membenci mata kuliah ini.
November 21, 2016
Ketakutan yang dibutuhkan
21 November 2016
Aku ingat ayah pernah menyuruhku
rajin belajar sambil menunjuk seorang perempuan yang bekerja di dalam sebuah balok
kecil muat untuk hanya satu orang, di sebuah tempat yang pengap, bersama
mobil-mobil yang terparkir. Kata ayah jangan malas belajar, kasihan kan
mbak-mbak itu setiap hari kerja begini di tempat seperti ini. Memang benar. Lalu
aku menjadi takut. Tapi tak lantas membuatku rajin belajar. Itu sekedar menakut-nakuti,
hingga setiap saat ketika kulihat mbak-mbak SPG di sebuah department store
dengan rok mini dan make up mereka yang seragam, aku takut jadi mereka dan
harus berpakaian seperti mereka. Lalu ketika aku melihat seorang mbak-mbak yang
jadi pembantu di usianya yang sangat muda, mungkin seumuran aku, aku menjadi
takut dan bergidik ketika membayangkan diriku akan menjadi seperti dia jika
tidak rajin belajar seperti kata ayah.
Manusia Abad 21
21 November 2016
Baru saja merampungkan membaca
sebuah novel dalam waktu satu malam. Membaca seperti tidak bisa berhenti,
membaca seperti candu sehingga tak bisa menghentikanku untuk membalik halaman
demi halaman. Bahkan tidur sebentar hanya untuk bangun lagi dan membaca
selembar demi selembar lagi. Hingga akhirnya kutamatkan bacaanku pagi ini. Bacaan
yang membuatku bergumam betapa jeniusnya si penulis ini. Okky Madasari.
November 4, 2016
Kenapa Anak Muda?
3 November 2016 #bulanprojek
Hari ini sangat semangat karena pada jam-jam yang seharusnya
kugunakan untuk mengerjakan proposal Bab 3, tapi malah kugunakan untuk
memikirkan ide untuk stratup bussiness di Gerakan Nasional 1000 Startup. Aku
sama sekali tidak punya keahlian yang berkaitan dengan IT, aku berpikir hanya
karena yakin rasanya aku bisa kalau hanya diminta untuk mengumpulkan ide yang
realistis. Gerakan itu seharusnya jadi tempat bagiku menemukan orang-orang ahli
IT. Tapi, anyway.. aku sama sekali tidak memikirkan untuk lolos dalam gerakan
tersebut, mengingat keahlian IT-ku yang nol besar dan diriku yang hanya
berbekal kemampuan berangan-angan ini, apalah daya. Tapi apa salahnya ikutan
mikir? Apa salahnya ikutan ngisi form pendaftaran, daripada cuman ongkang
angkir mikirin Bab 3 yang kunjung rampung. Kegiatan isi-isi form yang
setidaknya membantuku keluar dari aktivitas jenuh.
November 2, 2016
Si Kepala yang Mengepalai
1
November 2016 #bulanprojek
Hari ini bertemu dengan seorang teman lama yang sudah wisuda, sudah
bukan mahasiswa strata satu lagi, sudah resmi jadi beban negara (walaupun
selama ini setiap kepala memang selalu jadi beban negara), sudah jadi orang
yang sibuk menganggur (kenyataan yang menyedihkan), sudah jadi orang yang kebanyakan
habiskan waktu ongkang angking di kamar untuk sebar-sebar curriculum vitae ke
berbagai perusahaan. Kami bicara soal keinginan dia menjadi volunteer di daerah
terpencil sebagai tenaga profesional, menjadi volunteer yang sebenarnya dibayar
juga, mengabdi pada masyarakat yang memang beneran butuh (alih-alih masyarakat
kota yang kebanyakan pasokan tenaga profesional), melakukan segala sesuatu
bersama warga daerah terpencil selama satu tahun, termasuk menimbang-nimbang
segala resiko kulit jadi kusam, jerawatan, susah cari make up untuk perawatan, susah cari pembalut, susah sinyal, dan
kemungkinan cinta lokasi dengan tenaga profesional yang lain (dalam kasus ini,
dia bermimpi cinlok dengan dokter tampan).