July 19, 2014

Host Family, Yeaay!



Sabtu, 12 Juli 201414 Ramadhan 1435 H


Lapangan olahraga dari lantai 8
Dapur di asramanya Fadis
Matahari bersinar dengan cerahnya, angin sepoi bikin hijabku berkibar-kibar (tinggal dikasihin tiang aja udah jadi bendera), kakiku sudah mulai lepas dari tempatnya bertengger, dan punggungku sudah jadi selemas agar-agar. Pas aku liat ranjang dengan guling super empuk di kamar Fadis, jendela yang sedikit kebuka dengan pemandangan lapangan basket dari lantai 8, dan nyanyian burung-burung di tengah senyapnya asrama itu, satu-satunya hal yang pingin aku lakukan (tapi mustahil) adalah teriak, “Wohoooo!! Akhirnyaaa beneran nyampe Rusiaaaa!!!” Tapi, karena tuh cowok kayaknya nggak bisa berekspresi selain -___- jadi aku nggak mau mengganggu ketenangan hidupnya dengan teriakan sarap semacam itu. Walaupun mulutnya agak susah mangap, tapi dia sebenernya baik, he lent me his bathroom, bed, kitchen, and balcony. But why didn’t you lend me your smile, dude? Why.. oh why??

Para pejalan kaki masih lalu lalang di jalan yang lurus, baju-baju ala musim panas masih cetar membahana ulala, huruf-huruf Rusia masih tetep kebalik (atau sebenernya mataku yang kebalik), dan aku masih teguh dengan kerongkongan yang kering kerontang bagaikan rumah habis kebakaran. Tapi rumah yang kebakaran itu akhirnya kedatangan pemadam kebakaran juga setelah sekian ribu langkah cepat ke terminal menuju rumah host family. Ketika dahaga orang-orang yang puasa di tanah air udah ditanggulangi dengan takjil es buah atau es kolak pisang, pertahanan diriku ambrol. Sebenernya aku pingin sekali-kali ngerasain gimana rasanya pingsan, tapi udah beneran nggak bisa nahan lagi. Nggak kebayang gimana rasanya aku harus puasa sampe nanti jam 10 malem. Di perjalanan ke hostfam sekitar jam 4 (GMT+4), akhirnya kesegaran air mineral es pun memenuhi kerongkonganku, memperbaiki tegangan konslet otakku dan boost up my mood. Ampuuun, Gustiiii... Nyuwun pangapurooo TT-TT

Cara jalan orang Rusia yang melebihi kecepatan cahaya, gimana mereka bisa naik turun bis dan sampai di tujuan dengan kondisi segar bugar, adalah satu keajaiban buat bocah letoy ini. Perjalan dari pusat kota Rostov ke rumah host family, makan waktu sekitar 1 jam dengan 3 kali pindah-pindah bis. Dari sekian banyak bis yang aku naikin selama beberapa jam pertama di Rostov, ada satu hal aneh yang aku temukan. Beberapa orang memilih untuk berdiri di depan atau tengah meskipun mereka tau masih banyak kursi kosong di belakang. Waktu itu aku mikir, mungkin gegara mereka menghargai kalo ada orang tua yang mau duduk di kursi itu, tapi di situ nggak ada orang tua sama sekali.  Entahlaah.. mungkin rumput yang bergoyang tau jawabannya. 
Ratu tidur, Coskuu di rumah Katya

Untuk bocah yang aru pertama kali melalang buana ke negeri orang, ketemu sama manusia sesama tanah air adalah hal yang paling membahagiakan. Kayak aku waktu ketemu sama Ken pas baru nyampe di rumah host family. Itu pertemuan pertama kami, tapi rasanya kayak sahabat karib yang nggak ketemu selama sepuluh tahun karena terpisah ruang dan waktu. Selain Ken dari Malang, ada satu lagi cewek namanya Coskuu dari Turki (namanya bagus buat nama kucingku kayaknya). Di rumah itulah kami tinggal sama si empunya rumah, cewek Rusia, AIESECer juga, namanya Kayta. Dan dimulailah penjelajahanku di rumah Katya. Hehehehehe...

to be continued...
Share:
Location: Rostov na Donu, Oblast Rostov, Rusia

0 comments:

Post a Comment