December 1, 2016

Harta Karun Bau Apak

Petualangan random di awal Desember. Memulai bulan ini dengan sampai di tempat yang menyimpan banyak harta karun terpendam. Mereka berjejer-jejer, bersenggolan, bau apak, menutupi dinding dengan keberadaan mereka yang berlimpah ruah. Mereka beraneka ragam, tidak ada yang satu pun yang sama, punggung mereka ada yang sudah mengelupas, ada yang masih kokoh. Meski begitu, mereka punya satu kesamaan. Sama-sama memanggil-manggil untuk dihampiri. Aku cuman cengar cengir sambil elus-elus punggung mereka satu satu, beberapa aku tarik dari tempatnya, beberapa aku baca sambil ketawa ketiwi. 

Nama tempat itu adalah Bookbos. Letaknya di daerah banjir dekat rel kereta api, dekat stasiun, dari luar bangunannya warna biru dengan sepasang pintu sempit dan papan bertulisan "buku impor harga lokal." Tempat itu sama sekali tidak menarik dari luar. Apalagi letaknya yang tersembunyi di balik tembok rel kereta api, jalanan berbatako peresap air hujan agar tak banjir, dan papan penunjuk arah yang seadanya. Tempat parkir yang begitu-gitu saja, tidak ada tanda-tanda keberadaan hal yang menarik, mirip kantor dinas yang tidak terurus. Tidak ada satu orang pun yang menyangka bahwa isi tempat itu adalah keindahan. Secuil keindahan yang terdampar antara debu polutan dan sinar matahari. 

Mataku langsung jelalatan saat tiba di dalam dan kutemukan jejeran buku di seluruh penjuru ruangan. Ada pekikan-pekikan kecil dalam hati, ada yang ingin loncat-loncat kegirangan, tapi yang kelihatan hanyalah aku yang kebingungan sambil komat kamit "omaigosh omaigosh omaigosh." Tiba-tiba saja aku sudah jalan-jalan kesana kemari, berhenti di depan satu rak ke rak lainnya. Mengendus satu buku apak ke buku apak lainnya, membalik lembar pertama ke lembaran lainnya, membaca punggung buku satu per satu dan menyerah karena rasanya ingin baca semua. Bolak balik ke lorong di kanan ke lorong di kiri, ke bilik di depan ke bilik di belakang, ikut-ikutan ke ruang bawah tanah, dan lagi-lagi mengendus bau apak yang malah bikin aku terharu. Mereka begitu lama dan bau, dan asing, tapi mereka terlalu membahagiakan dan menyenangkan. Tuhan memberkati siapa pun yang mencetuskan keberadaan tempat ini. 

Aku menyarankan siapa pun juga untuk ke tempat itu. Pencinta buku atau pun bukan, bagi yang paham buku bahasa Inggris atau pun yang tidak, pokoknya mampir saja. Berjalan saja di antara rak buku yang berjejer menutupi dinding-dindingnya, balik saja lembaran-lembarannya dan endus saja bau apak yang mengganggu hidung itu, baca saja kata-kata di dalamnya, dan cengar cengir saja seperti orang gila. Karena tempat itu memang bikin gila. Boleh kalau sekedar pingin duduk-duduk sambil berimajinasi suatu hari rumahmu akan dipenuhi dengan hal-hal menyenangkan seperti itu. Boleh juga berbincang dengan bule yang suka mampir ke sana. 

Silakan saja main ke sana. Buku-buku itu memanggil kalian semua dengan kebahagiaan yang bikin hati memekik-mekik kecil.

Share:

0 comments:

Post a Comment