Pagi ini terlalu bahagia. Salah satu pagi dari sekian ribu pagi yang membagiakan. Saking bahagianya sampai sujud syukur dan buru-buru ambil wudhu untuk solat Dhuha. Padahal cuman gara-gara sebiji pop up Whatsapp dari seorang bidadari yang dikirim Allah ke bumi Psikologi Undip. Pop up yang munculnya sangat cepat dan melampaui harapan si bocah yang mengirim satu pop up panjang berisi permohonan pengajuan dosen pembimbing. Permohonan yang setelah terkirim, disertai dengan doa-doa panjang sambil tutup mata, dan rupanya benar hujan membuat banyak doa dijabah. Doaku adalah salah satunya. Kali ini aku ingin sujud syukur lagi.
Paginya aku kirim pesan pada Bidadari, dengan segala kerendahan hati dan kata-kata yang dirancang sekian lama. Apa yang tadinya tidak terlalu kencang berdetak, tiba-tiba berdetak semakin kencang. Energi-energi kecemasan yang tadinya cuman bikin guling-guling, langsung bikin seluruh tubuh panas sampai ke ubun-ubun. Beberapa detik kemudian muncul sebuah balasan yang merangsang pekikan bahagia. Lima huruf yang membahagiakan. "Bisaa" Saat itu pula kuubah nama Sang Bidadari menjadi Bundadari, tadinya juga ingin kuberi emoticon hati, tapi karakternya sudah melebihi kapasitas. Kubalas lagi balasan Sang Bundadari sambil ingin menangis. Harusnya aku berteriak girang sekencang-kencangnya, tapi aku ingat masih punya tetangga.
Setelah buru-buru ambil wudhu, aku malah loncat-loncat seperti tupai, atau seperti sigung, atau hewan apa pun yang suka meloncat. Jadilah aku solat Dhuha sambil agak terganggu karena detak jantungku semakin nyaring akibat loncat-loncat. Tadinya setelah solat aku juga mau guling-guling seperti saat semalam aku gelisah. Tapi mungkin sekian detik waktu yang kugunakan untuk guling-guling itu akan lebih berguna kalau kugunakan untuk mulai lagi dengan Bab 1. Aku mau bilang selamat tinggal untuk Kanjeng Nyonya, tapi sepertinya ini belum saatnya kami berpisah. Aku masih punya tanggungan revisi sempro untuk mengeluarkan nilai semproku. Tenang Nyonya, kita masih belum berpisah. Tenaang.. hehe.
Inspiring and touching
ReplyDelete