Pertimbangan Jadi PNS

Aku ingin jujur. Minggu pertama magangku menyedihkan. Lebih menyedihkan daripada aku harus tinggal di rumah guling-guling di kasur dari pagi sampai pagi lagi. Sama sekali tidak mengharapkan apa pun dari magang ini. Tapi sama sekali tidak terpikir bahwa selama seminggu dari hanya tiga minggu magangku, hanya diisi dengan menyusun dan membagi sertifikat pelatihan untuk semua karyawan rumah sakit. Menyedihkan karena untuk melakukan hal-hal tidak berguna ini, aku harus bayar 150 ribu (yang awalnya malah disuruh bayar 500 ribu plus biasa pembimbing 150 ribu, ternyata si ibu yang menginfokan, punya sedikit masalah dalam melihat angka-angka terkait tarif semacam ini). Tapi selama seminggu ini, aku berhasi menyimpulkan beberapa hal. 

Pertama, PNS adalah para pekerja yang bisa sama sekali tidak pernah merasa penting untuk datang ke tempat kerja tepat waktu (mereka datang paling cepat setengah jam setelah jam yang seharusnya). Kedua, PNS adalah para pekerja yang bisa berada entah di belahan bumi mana dengan alasan ini itu tanpa khawatir kehilangan gaji mereka untuk bulan ini atau bulan-bulan selanjutnya. Ketiga, PNS adalah para pekerja yang bisa mengisi kebanyakan waktu mereka, dari menit pertama jam kerja mereka hingga menit terakhir dengan main ponsel sambil menggosip si anu si ani lalu melenggang pulang satu jam sebelum jam pulang yang seharusnya. 

Kalau jadi PNS, aku tidak perlu terburu-buru loncat dari tempat tidur, tidak perlu buru-buru mandi dan sarapan ketika bangun pukul sembilan atau sepuluh. Aku juga bisa hanya datang dan pergi untuk menempelkan jempolku di alat berlampu hijau yang mengucap coba lagi terimakasih tanpa bosan itu. Sungguh menyenangkan, aku tidak perlu khawatir diomeli atasan atau dipotong gajiku karena hal-hal di atas. Akan kembali kupikirkan tentang keenggananku bekerja sebagai PNS. Hal-hal menyenangkan tersebut patut untuk dipertimbangkan.