September 14, 2015

Pak Havigurst dan Pak Bucklew, Maafkan Saya


Maafkan saya, Pak Havigurst. Tapi saya hanya ingin bertanya, apakah kehidupan manusia memang hanya  sesempit tugas perkembangan? Bukankah menentukan perjalanan hidup seseorang, tidak semudah memprediksikan kapan hujan akan turun ketika awan kelabu sudah bergelantungan? Apakah si tugas perkembangan ini begitu berkuasa dan berwenang untuk menentukan bagaimana seorang manusia menjalani kehidupannya dari lahir hingga menemui ajal? Lalu ketika tugas perkembangan ini tidak terpenuhi, ketika si dewasa awal tidak menikah, ketika si dewasa madya tidak riweh oleh urusan rumah tangganya, dan ketika si dewasa akhir (lansia) tidak punya cucu untuk digendong, apa pun yang terjadi di tugas perkembangan selanjutnya akan mengalami kegagalan? Apakah harus begitu? Aah.. maaf, Pak, tapi saya tidak setuju.  

Maafkan saya, Pak Bucklew, tapi saya hanya ingin bertanya. Saat membuat diagram-diagram Bucklew yang dapat mengurutkan kronologis terjadinya gangguan mental pada klien, tidakkah bapak merasa berbohong pada diri sendiri? Bukankah bapak tau bahwa  tidak ada satu hal pun yang menjamin, jika A maka B, atau jika tidak A maka tidak B? Seperti, tidak ada yang dapat menjamin kalau saya melihat orang tua saya mati setelah makan apel, maka saya akan berakhir sebagai dewasa yang mengidap obsessive compulsive disorder, atau kalau saya dulu dibully orang tua saya, maka saya akan mengidap schizophrenia, atau kalau kehidupan remaja saya baik-baik saja, maka tidak akan ada gangguan yang hinggap di jiwa saya? Bukankah semuanya tidak pasti dan tidak ada yang menjamin? Lalu untuk apa bapak membuat diagram? Maafkan saya, Pak Bucklew. Tapi saya hanya bingung.


Share:

0 comments:

Post a Comment