Semester enam, semester ini aku mendapatkan pendidikan pra nikah. Psikologi keluarga dan psikologi seks. Saling melengkapi, saling memperkaya bayangan-bayangan tidak terbayangkan tentang pernikahan. Terutama psikologi keluarga. 7 sks, dari pukul 8 hingga setengah 2, pembicaraannya hanya tentang keluarga dan segala tetek bengeknya. Tentang betapa membahagiakannya menikah, punya anak, mendidik anak, dan mempertahankan pernikahan. Tidak terlalu berharap banyak dari mata kuliah ini. Secara tidak sadar, penyangkalan-penyangkalan tentang kebahagiaan dan manfaat pernikahan tetap berlarian di kepalaku. Apa yang disampaikan Pak Imam di depan kelas hanya aku beri anggukan lalu cengiran ragu dan tawa hasil ikut-ikutan dari teman-teman. Bilang aku skeptis. Silakan. Mungkin aku memang skeptis.