June 22, 2015

Ayah 'Pulang'


Ramadhan hari keempat. Saat aku usai membasuh sekujur tubuhku dengan air hangat di pagi yang sejuk..

Mungkin aku tidak terlihat gemetar, saat ayah bilang lebaran ini ayah akan 'pulang' ke Banjarmasin. Iya, 'pulang'.. ke kota yang dulu sempat menjadi rumah bagi ayah, kota yang dulu mencatat setiap jam berapa ayah mulai mengengkol vespa-nya untuk berangkat ke kantor, kota yang dulu sempat menyaksikan konflik kecil antara aku dan temanku saat berlomba menyambut ayah yang baru pulang bekerja, kota yang dulu turut mendengar betapa lantangnya suara ayah saat menjelaskan pelajaran matematikan yang tidak aku mengerti, kota yang telah lengkap mengindra setiap peristiwa kehidupan keluarga kecil kami. 

Alih-alih terlihat gemetar, aku bersorak seperti anak kecil yang tidak disuruh tidur siang. Aku menyambut pelukan bahagia dari ayah. Pelukan yang diselimuti hangat Ramadhan. Terimakasih Ya Allah, Kau anugerahkan pelukan ini untuk kami berdua. Terimakasih telah Kau cukupkan rinduku hingga hari ini, terimakasih telah Kau sampirkan sayap-sayap malaikat-Mu untuk mengantarkan ayahku 'kembali' ke Banjarmasin. Masih satu bulan lagi. Tapi berkah kebahagiaan ini, setidaknya terimakasih telah Kau telah memulainya hari ini. 

Ayah bilang dia kangen, dia rindu setelah sekian tahun tak berkunjung ke Banjarmasin. Meski tak kusampaikan, kuutarakan dalam hati, bahwa, iya yah, aku juga rindu ayah bersama kami lagi. Sifatku yang terlalu naif untuk mengatakan apa pun, membuatku hanya bisa tersenyum lebar sambil mengangkat kedua tangan. Setidaknya hal itu cukup membuat ayah tahu bahwa aku tak kalah bahagia dibandingkan dirinya. 

Usai membayar tiket yang telah dipesannya, sekonyong-konyongnya ayah bersujud pada ubin putih, tepat menghadap kiblat. Saat itu aku ingin menumpahkan apa pun yang mengganjal di pelupuk mataku, tapi aku pura-pura acuh dengan berkutat pada layar laptop. Terimakasih ayah telah berkenan menyambut ketabahan dan ketegaran yang disampaikan Tuhan lewat malaikat-malaikatnya. Terimakasih ayah telah menunggu delapan tahun sebelum Tuhan mengizinkan kami kembali berlari dalam pelukanmu di tanah yang sama seperti saat kami masih balita dulu. Terimakasih ayah telah berusaha tersenyum tiap harinya walaupun kami hanya hadir berupa suara dan chat. 

Ayah, ayo kita rencanakan tempat apa saja yang ingin ayah kunjungi saat nanti di Banjarmasin. Sebutkan tempat apa saja yang ayah rindu. Ayo kita kunjungin semua sanak saudara di sana, berbagi tawa dan pelukan hangat ya, yah. Ngobrol ya, yah dengan om, tante, kakek, dan nenek di sana. Aku jamin mereka akan menyambut ayah dengan senyuman, termasuk ibu. Tuhan akan mengantar ayah kembali ke suasana yang ayah rindu, kok. Mereka masih keluarga ayah, kok. Tuhan akan meniupkan kekuatan ke hati ayah supaya nanti ayah betah di sana, dan kembali ke tanah Jawa dengan riang. :)

Kalista,
seorang anak yang tidak sabar ayahnya segera 'pulang'
Share:

1 comment:

  1. Iya benar kalista ....., setelah menunggu 8 tahun akhirnya ayah bisa memeluk kalian di tanah kelahiran kalian, Banjarmasin.

    ReplyDelete